Senin, 10 Desember 2012

MENGHUBUNGKAN BEBERAPA ROUTER DENGAN PERINTAH ROUTER RIP



Menghubungkan beberapa router dengan perintah router RIP seperti gambar di atas.
Pertama-tama setting dahulu untuk PC-PC nya
- 192.5.5.0 net
PC0 :
ip address 192.5.5.2
subnet mask 255.255.255.0
default gateway 192.5.5.1
- 219.17.100.0 net
PC4:
ip address 219.17.100.2
subnet mask 255.255.255.0
default gateway 219.17.100.1
Untuk network yang lain, caranya hampir sama. Hanya diganti ip address dan default gateway sesuai dengan networknya.

KONFIGURASI ROUTER0 (LAB_A)
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname lab_A
lab_A(config)#int fa 0/0
lab_A(config-if)#ip add 192.5.5.1 255.255.255.0
lab_A(config-if)#no shut
lab_A(config-if)#exit
lab_A(config)#int fa 1/0
lab_A(config-if)#ip add 205.7.5.1 255.255.255.0
lab_A(config-if)#no shut
lab_A(config-if)#exit
lab_A(config)#int serial 2/0
lab_A(config-if)#ip add 201.100.11.1 255.255.255.0
lab_A(config-if)#clock rate 64000
lab_A(config-if)#no shut
lab_A(config-if)#exit
lab_A(config)#exit
lab_A#wr mem
lab_A#conf t
lab_A(config)#router rip
lab_A(config-router)#version 2
lab_A(config-router)#network 192.5.5.0
lab_A(config-router)#network 205.7.5.0
lab_A(config-router)#network 201.100.11.0
lab_A(config-router)#exit
lab_A(config)#exit
lab_A#wr mem

KONFIGURASI ROUTER1 (LAB_B)
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname lab_B
lab_B(config)#int fa 0/0
lab_B(config-if)#ip add 219.17.100.1 255.255.255.0
lab_B(config-if)#no shut
lab_B(config-if)#exit
lab_B(config)#int serial 2/0
lab_B(config-if)#ip add 201.100.11.2 255.255.255.0
lab_B(config-if)#clock rate 64000
lab_B(config-if)#no shut
lab_B(config-if)#exit
lab_B(config)#int serial 3/0
lab_B(config-if)#ip add 199.6.13.1 255.255.255.0
lab_B(config-if)#clock rate 64000
lab_B(config-if)#no shut
lab_B(config-if)#exit
lab_B(config)#exit
lab_B#wr mem
lab_B#conf t
lab_B(config)#router rip
lab_B(config-router)#version 2
lab_B(config-router)#network 219.17.100.0
lab_B(config-router)#network 201.100.11.0
lab_B(config-router)#network 199.6.13.0
lab_B(config-router)#exit
lab_B(config)#exit
lab_B#wr mem

KONFIGURASI ROUTER2 (LAB_C)
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname lab_C
lab_C(config)#int fa 0/0
lab_C(config-if)#ip add 223.8.151.1 255.255.255.0
lab_C(config-if)#no shut
lab_C(config-if)#exit
lab_C(config)#int serial 3/0
lab_C(config-if)#ip add 199.6.13.2 255.255.255.0
lab_C(config-if)#clock rate 64000
lab_C(config-if)#no shut
lab_C(config-if)#exit
lab_C(config)#int serial 2/0
lab_C(config-if)#ip add 204.204.7.1 255.255.255.0
lab_C(config-if)#clock rate 64000
lab_C(config-if)#no shut
lab_C(config-if)#exit
lab_C(config)#exit
lab_C#wr mem
lab_C#conf t
lab_C(config)#router rip
lab_C(config-router)#version 2
lab_C(config-router)#network 223.8.151.0
lab_C(config-router)#network 204.204.7.0
lab_C(config-router)#network 199.6.13.0
lab_C(config-router)#exit
lab_C(config)#exit
lab_C#wr mem



KONFIGURASI ROUTER3 (LAB_D)
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname lab_D
lab_D(config)#int fa 0/0
lab_D(config-if)#ip add 210.93.105.1 255.255.255.0
lab_D(config-if)#no shut
lab_D(config-if)#exit
lab_D(config)#int serial 2/0
lab_D(config-if)#ip add 204.204.7.2 255.255.255.0
lab_D(config-if)#clock rate 64000
lab_D(config-if)#no shut
lab_D(config-if)#exit
lab_D(config)#exit
lab_D#wr mem
lab_D#conf t
lab_D(config)#router rip
lab_D(config-router)#version 2
lab_D(config-router)#network 210.93.105.0
lab_D(config-router)#network 204.204.7.0
lab_D(config-router)#exit
lab_D(config)#exit
lab_D#wr mem



KONFIGURASI ROUTER4 (LAB_E)
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname lab_E
lab_E(config)#int fa 0/0
lab_E(config-if)#ip add 210.93.105.2 255.255.255.0
lab_E(config-if)#no shut
lab_E(config-if)#exit
lab_E(config)#exit
lab_E#wr mem
lab_E#conf t
lab_E(config)#router rip
lab_E(config-router)#version 2
lab_E(config-router)#network 210.93.105.0
lab_E(config-router)#exit
lab_E(config)#exit
lab_E#wr mem

Setelah selesai menyetting router maka lakukan pengujian dengan cara ping dari PC ke PC lain.
Hasil ping PC0 (192.5.5.1) ke PC4 (219.17.100.2), PC6 (223.8.151.2), dan PC2 (205.7.5.2)





Hasil ping PC0 (192.5.5.1) ke PC8 (210.93.105.3) dan PC9 (210.93.105.4)

Selasa, 16 Oktober 2012

MENGHUBUNGKAN 2 SUBNET DENGAN ROUTER



Menghubungkan 2 subnet yang berbeda dengan sebuah router, 2 switch dan 4 PC dalam Cisco Packet Tracer sehingga menjadi seperti gambar di bawah ini :

Konfigurasi pada PC 1:

Konfigurasi pada PC 3 :

Pada PC 2,IP Address diganti menjadi 172.16. 1.3. Selebihnya sama dengan pada PC 1.
Pada PC 4, IP Address diganti menjadi 192.168.1.3. Selebihnya sama dengan pada PC 3.

Konfigurasikan router pada Fast Ethernet 0/0 dan Fast Ethernet 1/0 sehingga menjadi seperti gambar di bawah :

Pada awal konfigurasi router, kita ketikkan NO atau N saja. Kemudian ketikkan perintah-perintah di bawah ini :
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.0.0
Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit
Router#wr mem
Jika berhasil, maka semua bulatan akan berwarna hijau dan untuk membuktikan bahwa antarPC yang berbeda subnetwork tersebut dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan command prompt dan ketikkan ping(spasi)ip address PC tujuan. Reply menunjukkan bahwa antarPC tersebut dapat saling berkomunikasi.

Selasa, 25 September 2012

TRACERT (TRACEROUTE)



Adalah suatu perintah yang digunakan untuk mengetahui kecepatan jaringan komputer yang digunakan dalam membuka suatu website atau link tertentu serta untuk menunjukkan jalan (route) perjalanan data melalui paket – paket data yang dikirim.
Dari hasil tracert, yang perlu diperhatikan antara lain :
1.      Hops atau loncatan perpindahan data
Biasanya ditunjukan dalam angka 1, 2, 3, 4, … dst. Semakin kecil hops maka akan semakin baik.
2.      Waktu
Dinyatakan dalam ms (milisecond). Sama seperti hops, semakin kecil waktunya maka tentu semakin baik jaringan yang digunakan.

Perintah Tracert dalam Windows
Klik Start, pilih Run kemudian ketikkan cmd lalu oke. Maka akan muncul kotak jendela cmd. Pada kotak jendela tersebut, ketikkan tracert(spasi)nama domain yang diinginkan.
Contoh :
 tracert kaskus.us
Hasilnya seperti gambar di bawah ini.


Atau tracert yahoo.co.id

IANA, AFRINIC, APNIC, RIPE DAN IDNIC



1.      IANA (Internet Assigned Numbers Authority)
Adalah sebuah organisasi yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat yang mengurusi  berbagai macam masalah penetapan parameter protokol internet, seperti ruang alamat IP, dan Domain Name System (DNS). IANA juga memiliki otoritas untuk menunjuk organisasi lainnya untuk memberikan blok alamat IP spesifik kepada pelanggan dan untuk meregistrasikan nama domain. Sebagai otoritas tertinggi, IANA bertindak  untuk mengatur root DNS yang mengatur basis data pusat informasi DNS, selain tentunya menetapkan alamat IP untuk sistem-sistem otonom di dalam jaringan Internet. IANA beroperasi di bawah naungan Internet Society (ISOC) dan dianggap sebagai bagian dari Internet Architecture Board (IAB).
IANA memberikan tanggung jawab kepada 3 badan untuk memgatur masalah IP address dan DNS yang bersifat regional yaitu :
a.       American Registry for Internet Numbers (ARIN), menangani wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika bagian Selatan (sub-Sahara).
b.      Réeseaux IP Européens (RIPE),  menangani wilayah Eropa dan Afrika bagian utara (Sahara).
c.       Asia Pacific Network Information Center (APNIC), menangani kawasan Asia dan Australia.
Akan tetapi IANA akan digantikan oleh sebuah badan nonprofit internasional yang disebut sebagai Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), karena meningkatnya penggunaan Internet.

2.      AFRINIC (African Network Information Center)
Adalah Regional Internet Registry (RIR) untuk wilayah  Afrika yang menangani masalah yang berhubungan dengan pengelolaan internet dalam kawasan tersebut.
 AfriNIC sendiri  berkantor pusat di Ebene City, Mauritius.  Untuk sementara, AFRINIC  diakui oleh ICANN pada 11 Oktober 2004 dan menjadi fungsional operasional pada 22 Februari 2005. Dan baru secara sah diakui oleh ICANN pada bulan April 2005. Sebelumnya, alamat IP untuk Afrika didistribusikan oleh APNIC, ARIN, dan RIPE NCC.

3.      APNIC (Asia Pacific Network Information Centre )
Adalah Regional Internet Registry untuk kawasan Asia Pasifik yang menyediakan  jumlah alokasi sumber daya dan layanan registrasi yang mendukung operasi  Internet global. Termasuk di dalam APNIC adalah organisasi yang berbasis keanggotaan  yaitu Internet Service Provider, Internet Registries Nasional, dan organisasi yang serupa.
4 fungsi utama APNIC :
* Mengalokasikan IPv4  dan  IPv6 address space serta Autonomous System Numbers.
* Memelihara Database Whois publik untuk wilayah Asia Pasifik.
* Reverse DNS delegasi.
* Mewakili kepentingan komunitas internet Asia Pasifik di panggung global.
Whois database
Berisi registrasi  alamat IP dan nomor AS yang dialokasikan oleh APNIC. Organisasi yang memegang sumber daya yang bertanggung jawab untuk memperbarui informasi mereka dalam database. Basis data dapat dicari dengan menggunakan antarmuka web pada situs APNIC, atau dengan mengarahkan klien whois Anda whois.apnic.net
(misalnya, whois-h whois.apnic.net 203.37.255.97).
Sejarah
Didirikan pada tahun 1992 oleh Asia Pasifik Koordinator Komite Penelitian Intercontinental Networks (APCCIRN) dan Asia Pacific Engineering and Planning Group (APEPG). Kedua kelompok ini kemudian bergabung dan berganti nama menjadi Kelompok Jaringan Asia Pasifik (APNG).
Pada tahun 1993, APNG menemukan mereka tidak mampu menyediakan payung formal atau struktur hukum untuk APNIC, dan jadi pilot proyek ini menyimpulkan, tetapi APNIC terus eksis secara independen di bawah kekuasaan IANA sebagai 'proyek sementara'. Pada tahap ini, APNIC masih tidak memiliki hak-hak hukum, keanggotaan,
dan struktur biaya.
Pada tahun 1995, diadakan pertemuan APNIC di Bangkok yang berlangsung selama 2 hari dan dijalankan oleh para relawan dan bebas untuk hadir. Sumbangan sukarela dicari sesuai dengan ukuran organisasi, mulai dari $ 1.500 untuk 'kecil', melalui ke $ 10.000 untuk 'besar'. Tiga anggota jenis didefinisikan oleh APNIC-001: ISP (lokal IR), Enterprise, dan Nasional.
Tahun 1996 diselenggaraan pertemuan APRICOT pertama.
Tahun1997 konsultan KPMG dikontrak untuk menemukan lokasi yang ideal di kawasan Asia Pasifik untuk  markas baru APNIC.
Tahun 1998, Brisbane, Australia dipilih sebagai lokasi baru, dan relokasi selesai antara bulan April dan Agustus sambil tetap menjaga seluruh operasi terus-menerus.
Pada tahun 1999, relokasi itu selesai dan krisis ekonomi Asia berakhir. Sejak itu, APNIC terus tumbuh dari awal yang sederhana menjadi memiliki  anggota lebih dari 1.500 di 56 negara di seluruh wilayah dan sekretariat dari sekitar 50 anggota staf yang terletak di kantor pusat di Brisbane, Australia.
4.      RIPE (Réseaux IP Européens)
RIPE NCC adalah Regional Internet Registry (RIR) untuk Eropa, Timur Tengah dan bagian-bagian dari Asia Tengah yang bermarkas di Amsterdam, Belanda.
RIPE NNC memiliki lebih dari 6.000 anggota (per Januari 2009) yang terletak di lebih dari 70 negara.
Sejarah
The RIPE NCC memulai operasinya pada April 1992 di Amsterdam, Belanda. Dana awal disediakan oleh jaringan akademis Réseaux Associés pour la Recherche Européenne (RARE) dengan anggota EARN dan EUnet. RIPE NCC yang resmi didirikan ketika Anggaran Dasar diendapkan oleh Amsterdam Chamber of Commerce pada tanggal 12 November 1997. Rencana Kegiatan pertama RIPE NCC diterbitkan pada Mei 1991.
Kegiatan RIPE NCC :
* Alokasi dan pencatatan sumber daya nomor Internet (IP Addresses dan AS Bilangan).
* Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Database..
* Pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan RIPE Routing Registry
* Operasi K-akar, salah satu akar dunia nameserver.
* Koordinasi dukungan untuk delegasi ENUM.
* Pengumpulan dan publikasi statistik pada  perkembangan dan kinerja internet netral.
RIPE NCC dan RIPE
Réseaux IP Européens adalah suatu forum terbuka untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan teknis Internet. Meskipun namanya mirip, RIPE dan RIPE NCC adalah entitas yang terpisah. Namun, mereka sangat saling tergantung. RIPE NCC yang memberikan dukungan administratif untuk RIPE, seperti fasilitasi Rapat RIPE dan memberikan dukungan administratif untuk Kelompok Kerja RIPE.
The RIPE Database
Adalah database publik yang berisi rincian pendaftaran alamat IP dan AS Bilangan yang dialokasikan kepada anggota oleh RIPE NCC.
RIPE Routing Registry
The RIPE Routing Registry (RR) adalah sub-set RIPE Database dan menyimpan informasi routing RPSL. RIPE RR yang merupakan bagian dari Internet RR, koleksi database yang mencerminkan satu sama lain. Informasi tentang nama domain dalam RIPE Database adalah untuk referensi saja.
5.      IDNIC (Indonesia Network & Information Center)
Merupakan suatu badan yang mengurus semua yang berkaitan dengan jaringan dan informasi di Indonesia. IDNIC bertanggunga jawab dalam mengelola informasi jaringan nasional yang berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. IDNIC ini juga mengurus tentang pembagian IP dan pendaftaran domain dengan domain “.id” yang merupakan kode domain yang menandakan bahwa domain tersebut merupakan domain yang berasal dari Indonesia.
Pada saat ini pengalokasian alamat IP untuk PJI di Indonesia masih dilakukan oleh APNIC, suatu organisasi yang ditunjuk oleh IANA untuk melakukan pembagian IP address di kawasan Asia. Organisasi serupa yang menangani kawasan Amerika adalah ARIN, sedangkan di Eropa adalah RIPE-NCC.
Tujuan
Indonesia Network Information Center (ID-NIC) didukung sepenuhnya oleh APJII  bertujuan menjamin tersedianya pengelolaan informasi jaringan nasional yang mandiri dan berkelanjutan serta  mengembangkan fungsi dan peranannya dalam penyediaan informasi jaringan di Indonesia, sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri maupun untuk kepentingan masyarakat Internasional.
Pendaftaran Domain
Pada saat ini pendaftaran domain TLD-ID sudah dikelola APJII bersama PUSILKOM UI. Sesuai dengan amanat Munas APJII, fungsi ini akan diintegrasikan dalam ID-NIC.
ID-NIC akan berperan dalam menentukan kebijakan domain di Indonesia, didukung oleh para pakar, publik, pemerintah dan badan-badan swasta, terutama dalam lingkup country top level domain “.id” (yang menandakan kode negara Indonesia).
Registrasi dan pengelolaan Domain akan dilaksanakan oleh badan pengelola yang ditunjuk secara transparan. Badan pengelola akan bekerja secara swa-dana, dengan sumber pemasukan dari proses registrasi dan pemeliharaan domain. Dana yang diterima akan digunakan untuk menutup biaya operasional, sedangkan sisanya untuk membiayai riset dan pengembangan agar pelayanan pengelolaan domain kepada masyarakat dapat ditingkatkan terus.
ID_NIC akan berpartisipasi aktif dalam penentuan kebijakan pengelolaan domain Internasional.
Saat ini APJII sebagai penandatangan gTLD MoU di International telecommunication Union (ITU), lembaga di bawah naungan PBB.

 Direktori Internet Indonesia
Direktori Internet Indonesia adalah fasilitas untuk mencarai informasi mengenai jaringan-jaringan di Indonesia, nama-nama personalia yang bertanggungjawab atas pengelolaan jaringan tersebut, serta informasi yang dapat membantu berbagai pihak mengetahui lebih lanjut mengenai jaringan Internet di Indonesia. Dalam terminology popular, basis data ini lebih dikenal sebagai ‘whois database’.
APJII, melalui program ID-NIC akan membuat ‘whois database’ sebagai langkah awal inventarisasi informasi jaringan internet di Indonesia.

Contoh tipe domain dalam IDNIC:
a.       co.id (untuk perusahaan/PT)
b.      ac.id (untuk lembaga pendidikan minimal penyelenggara program setara diploma I)
c.       go.id (lembaga pemerintahan)
d.      sch.ac.id (sekolah)
e.       or.id (untuk organisasi/yayasan/perkumpulan)
f.       web.id (untuk umum diluar yang diatas)